Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berharap kepada sesamanya, baik itu dalam bentuk bantuan, kasih sayang, penghargaan, atau sekadar pengakuan. Namun, tidak jarang harapan tersebut berujung pada kekecewaan. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan dan banyak memiliki kelemahan. Berbeda dengan Allah SWT yang Maha Kuasa, Maha Pemurah, dan mustahil mengecewakan hamba-Nya.
Allah SWT telah mengingatkan dalam Al-Qur’an agar manusia tidak terlalu bergantung kepada sesamanya, dan hanya berharap kepada-Nya.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا. وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan kepada mereka perkataan ‘ah’ dan jangan membentak mereka, serta ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’: 23-24)
Allah SWT menegaskan bahwa tidak ada yang patut disembah selain Dia. Mengandalkan manusia secara berlebihan dapat menjadikan seseorang lupa kepada Allah, sehingga menyebabkan kekecewaan yang mendalam. Allah SWT mencukupi semua kebutuhan hamba-Nya.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-Nya?” (QS. Az-Zumar: 36)
Hanya Allah SWT yang bisa mencukupi kebutuhan hamba-Nya. Manusia bisa mengkhianati, mengecewakan, atau tidak mampu memenuhi janji mereka. Rasulullah juga banyak memberikan nasehatnya:
رُوِيَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ.”
“Jika kamu meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi no. 2516)
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أَكْثَرُ النَّاسِ خِيَانَةً مَنْ وَثَقْتَ بِهِ.”
“Manusia yang paling banyak berkhianat adalah orang yang paling kamu percaya.” (HR. Ahmad)
Hadits ini menegaskan bahwa manusia memiliki sifat khianat, bahkan dari orang-orang yang paling kita percayai. Oleh karena itu, berharap sepenuhnya kepada manusia sering kali hanya menghasilkan kekecewaan.
Banyak ulama yang memberikan nasihat berharga tentang bahaya berharap kepada manusia dan keutamaan bersandar kepada Allah semata.
Imam Syafi’i berkata: “Aku belajar bahwa berharap kepada manusia adalah penyakit, sedangkan berharap kepada Allah adalah obatnya.” Dari perkataan ini, jelas bahwa berharap kepada manusia sering kali berujung pada rasa sakit dan kekecewaan, sementara hanya berharap kepada Allah yang memberikan ketenangan dan solusi.
Ibnul Qayyim berkata: “Barang siapa yang bergantung kepada Allah, maka ia tidak akan pernah kecewa. Namun, barang siapa yang bergantung kepada manusia, maka ia akan hidup dalam ketidakpastian dan kesedihan.”Ketergantungan kepada manusia selalu membawa kegelisahan, sedangkan bertawakkal kepada Allah SWT akan membawa ketenangan.
Syaikh Ibn Baz rahimahullahbeliau berkata: “Seorang mukmin sejati adalah dia yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur. Jika diuji, ia bersabar. Ia tidak menggantungkan harapannya kepada makhluk.” Nasihat ini mengajarkan kita untuk selalu ridha terhadap takdir Allah, tidak mudah kecewa terhadap manusia, dan terus bersandar hanya kepada-Nya.
Agar kita tidak mudah kecewa, perbanyak tawakkal kepada Allah SWT.Senantiasa mengandalkan Allah dalam segala urusan. Jangan Mengharapkan Balasan dari Manusia. Ketika berbuat baik, lakukanlah karena Allah, bukan karena mengharap penghargaan dari manusia. Selalu Berdoa kepada Allah. Rasulullah SAW mengajarkan doa:
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ قَلْبِي مُتَعَلِّقًا بِمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ
“Ya Allah, jangan jadikan hatiku bergantung kepada apa yang dimiliki manusia.”
Selain itu, Berusaha Mandiri dan Menghindari Ketergantungan Berlebihan. Rasulullah SAW bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Artinya, lebih baik memberi daripada meminta.
Al-Qur’an dan hadits telah memberikan arahan agar kita hanya berharap kepada Allah SWT, yang Maha Kuasa dan tidak akan mengecewakan. Para ulama telah banyak menasihati bahwa ketergantungan kepada manusia akan membawa kegelisahan, sedangkan tawakkal kepada Allah akan membawa ketenangan dan keberkahan. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu mengutamakan Allah dalam segala hal dan tidak terlalu menggantungkan harapan kepada makhluk-Nya. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang senantiasa bertawakkal kepada-Nya dan terhindar dari kekecewaan akibat berharap kepada manusia. Aamiin.





