Marah Adalah Gambaran Kepribadian

Kepribadian seseorang memang bisa terlihat ketika ia sedang marah. Karena saat emosi, akan mengungkapkan karakter seseorang, baik dalam kesabaran, isi hati, pikiran dan juga kemampuan pengendalian diri.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran: 133-134).

Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu sifat orang bertakwa adalah mampu menahan amarahnya. Seseorang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah menunjukkan kepribadian yang baik, sedangkan orang yang melampiaskan amarahnya dengan cara yang buruk akan mengeluarkan isi hati dan pikiran yang sebenarnya, karena tidak lagi terkontrol dengan logika sadarnya.

Mengingatkan hadits Nabi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menjelaskan bahwa kekuatan sejati bukan pada fisik atau kemampuan bertarung, tetapi pada kemampuan menahan emosi dan mengendalikan diri saat marah.

Ada seorang sahabat yang meminta wasiat kepada Rasulullah ﷺ, beliau hanya menjawab: “Jangan marah.” Orang itu bertanya berulang kali, dan Nabi tetap menjawab: “Jangan marah.” (HR. Bukhari)

Rasulullah menunjukkan bahwa sifat marah yang tidak terkendali dapat menjadi sumber keburukan, sehingga Nabi ﷺ menekankan pentingnya mengendalikan amarah apa pun masalahnya.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan: “Ketika seseorang marah, maka akan tampak siapa dirinya yang sebenarnya, karena marah mengungkapkan isi hati yang tersembunyi.” Lainnya, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Madarijus Salikin menjelaskan: “Ketika seseorang dalam keadaan marah, maka akhlaknya yang sesungguhnya akan tampak. Jika dia tetap bisa bersabar dan beradab, itu tanda kebersihan hatinya. Jika ia mengumbar amarah tanpa kendali, maka itu tanda lemahnya jiwanya.” Kepribadian seseorang bisa dilihat saat ia marah. Seseorang yang berakhlak baik akan tetap bisa menjaga lisannya dan tidak bertindak berlebihan, sementara sebaliknya akan mudah meledak dan menyakiti orang lain. Oleh karena itu, salah satu tanda kematangan kepribadian dan ketakwaan adalah kemampuan mengendalikan amarah. Para ulama juga mengingatkan bahwa akhlak seseorang yang sesungguhnya tampak ketika ia marah. Oleh karena itu, orang yang dapat mengendalikan amarahnya adalah orang yang benar-benar berakhlak mulia.

Share the Post: